Jumat, 17 Maret 2017

LAPORAN PERKEMBANGAN HIV/AIDS BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI INDONESIA TAHUN 2014

 LAPORAN PERKEMBANGAN HIV/AIDS BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI INDONESIA TAHUN 2014

Berawal dari penemuan kasus AIDS pertamakali di Indonesia tahun 1987. Dalam kurun waktu 10 tahun sejak AIDS pertama kali ditemukan, pada akhir 1996 jumlah kasus HIV positif mencapai 381 dan 154 kasus AIDS. Kasus AIDS mendapat respon dari pemerintah setelah seorang pasien berkebangsaan Belanda meninggal di Rumah Sakit Sanglah Bali. Kasus ini dilanjutkan dengan pelaporan kasus ke WHO sehinga Indonesia adalah negara ke 13 di Asia yang melaporkan kasus AIDS ditahun 1987. Sebenarnya pada tahun 1985, sudah ada pasien Rumah Sakit Islam Jakarta yang diduga menderita AIDS. Oleh karena kasus pertama kali ditemukan pada seorang homoseksual, ada dugaan bahwa pola penyebaran AIDS di Indonesia serupa dengan di negara-negara lain. Dalam perkembangan berikutnya, gejala AIDS ini ditemukan pada pasien-pasien yang memiliki latar belakang sebagai sebagai Pekerja Seks Perempuan (WPS) serta pelanggannya.
Penyebaran HIV di Indonesia memiliki dua pola setelah masuk pada tahun 1987 sampai dengan 1996. Pada awalnya hanya muncul pada kelompok homoseksual. Pada tahun 1990, model penyebarannya melalui hubungan seks heteroseksual. Prosentase terbesar pengidap HIV AIDS ditemukan pada kelompok usia produktif (15-49 tahun): 82,9%, sedangkan kecenderungan cara penularan yang paling banyak adalah melalui hubungan seksual berisiko (95.7%), yang terbagi dari heteroseksual 62,6% dan pria homoseksual/biseksual 33,1%. (Stranas 1994).
Hingga 31 Desember 2006, jumlah kumulatif ODHA yang dilaporkan mencapai 13.424 kasus. Jumlah tersebut terdiri dari 5.230 kasus HIV dan 8.194 kasus AIDS. Selama 10 tahun, yaitu sejak tahun 1997-2006, jumlah kematian karena AIDS mencapai 1.871 orang. Jumlah kasus AIDS yang ada yaitu 8.194 kasus, dapat dibedakan menurut jenis kelamin. Laki-laki dengan AIDS berjumlah 6.604 (82%), perempuan dengan AIDS berjumlah 1.529 (16%), dan 61 (2%) kasus tidak diketahui jenis kelaminnya.i rasio kasus AIDS antara laki-laki dengan perempuan aalah 4,3 : 1. Meskipun jumlah perempuan penderita HIV/AIDS lebih sedikit, dampak pada perempuan akan selalu lebih besar, baik dalam masalah kesehatan maupun sosial ekonomi. Perempuan lebih rentan tertular dan lebih menderita akibat infeksi ini. Beberapa studi menunjukkan bahwa penularan HIV dari laki-laki ke perempuan melalui hubungan seks adalah dua kali lipat dibandingkan dari perempuan ke laki-laki.
Perkembangan HIV (human immunodeficiency virus)/AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) di Indonesia semakin memprihatinkan. Ketika jumlah kasusnya di dunia berangsur turun, Indonesia kini justru dikategorikan sebagai negara dengan tingkat endemi HIV/AIDS terkonsentrasi. Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan kondisi HIV/AIDS di dunia turun dari 40,3 juta pada tahun 2005 menjadi tinggal 33,2 juta pada 2007. Penurunan tersebut salah satunya disebabkan oleh keberhasilan pencegahan endemi di benua Afrika dan Thailand, serta keberhasilan promosi kondom. Namun, di Indonesia, berdasarkan laporan dari tahun ke tahun, kasus AIDS menunjukkan tren peningkatan yang terus-menerus. Menurut laporan dari WHO (World Health Organization), pada akhir tahun 2009, 33,3 juta orang hidup dengan HIV dan 1,8 juta orang meninggal karenanya. Berdasarkan laporan Ditjen Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes RI juga dapat dilihat jumlah kumulatif kasus AIDS di Indonesia sampai dengan akhir Juni 2011 sebanyak 26.483 kasus (Stratanas Penanggulangan HIV/AIDS, 2011). Berdasarkan tren data yang ada di Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, diprediksikan pada tahun 2015 terjadi peningkatan kasus menjadi sebesar 924.000 kasus dengan prevalensi 0,49%. Angka ini melonjak tajam menjadi 2.117.000 kasus pada tahun 2025 dengan prevalensi 1,00%. Pencegahan lonjakan ini bisa menjadi kurang dari setengahnya bila sasaran universal access dapat dicapai pada tahun 2014. Universal access yang dimaksud adalah 80% sasaran kunci dijangkau oleh program yang efektif dan 60% populasi kunci berperilaku aman,terutama pengguna narkoba suntik (penasun), wanita pekerja seks dan laki–laki yang berhubungan seks dengan laki–laki (LSL).
Berdasarkan data dari Kemenkes (2012), akumulasi kasus AIDS mayoritas penularannya melalui hubungan seks heteroseksual sebanyak (71%), penasun2 (18,7%), lelaki seks lelaki (3,9%), dari ibu ke anak (2,7%), darah donor dan produk darah lainnya (0,4%), dan tidak diketahui (3,3%). Menurut data terbaru yang diperoleh dari laporan Ditjen PP dan PL Kesehatan RI, jumlah kumulatif kasus AIDS di Indonesia menurut jenis kelamin sampai dengan akhir Juni 2011 sebanyak 26.483 kasus, dan kasus ini paling banyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki (19.139 kasus) dan pada kelompok umur 20-49 tahun (23.225 kasus). Hal ini tentu menjadi hal yang memprihatinkan, mengingat kelompok umur ini merupakan usia produktif.

A.  HIV
Tabel 1. Persentase Infeksi HIV yang dilaporkan menurut jenis kelamin
Tahun 2008-2014
No
Tahun
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki
(%)
Perempuan
(%)
1
2008
       6.797
65,6
        3.565
34,4
      10.326
2
2009
       6.334
64,7
        3.489
35,3
        9.973
3
2010
     13.231
61,3
        8.360
38,7
      21.591
4
2011
     11.766
55,9
        9.265
44,1
      21.031
5
2012
     12.193
56,7
        9.318
43,3
      21.511
6
2013
     16.758
57,7
      12.279
42,3
      29.037
7
2014*
       9.006
58,0
        6.528
42,0
      15.534
*Laporan Provinsi melalui SIHA per 8 Agustus 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi, 2014
  
Grafik 1. Jumlah Infeksi HIV yang Dilaporkan Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2008-2014



Berdasarkan data dari tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa :
·         Perkembangan jumlah Infeksi HIV baik laki-laki maupun perempuan dari tahun 2008-2014 mengalami peningkatan yang signifikan
·         Jumlah pengidap HIV berjenis kelamin laki-laki labih banyak dibandingkan denga pengidap infeksi HIV berjensi kelamin perempuan
·         Tahun 2013 terjadi klimaks infeksi HIV dengan pengidap infeksi laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan pengidap infeksi HIV perempuan

B.  AIDS
Tabel 2. Jumlah Kematian AIDS yang Dilaporkan Menurut Jenis Kelamin
Tahun 1987-2014
Tahun
Jenis kelamin
Total
Laki - laki
Perempuan
Tidak melaporkan jenis kelamin
Sd 2005
798
194
298
1.290
2006
524
147
122
793
2007
523
203
110
836
2008
614
264
70
948
2009
619
267
182
1.068
2010
670
345
281
1.296
2011
543
362
234
1.139
2012
743
442
304
1.489
2013
347
203
176
726
2014
102
73
-
176
Total
5,483
2,500
1,777
9.760
Data di atas tidak termasuk jumlah kematian akibat AIDS di Indonesia yang ada di provinsi Sumatra barat dan DKI Jakarta yang tidak bisa dikategorikan berdasarkan jenis kelamin.


Grafik 2. Jumlah Kematian AIDS yang Dilaporkan Menurut Jenis Kelamin
Tahun 1987-2014


Berdasarkan tabel dan grafik diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa:
·         Persentase jumlah kematian akibat AIDS pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan degan perempuan
·         Jumlah kematian yang dilaporkan menurut jenis kelamin setiap tahunnya berubah-ubah atau tidak tetap.





Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar